Senin, 16 Maret 2009

Kamis, 12 Maret 2009

SaDhar...3

SaDhar III

Setelah sukses dengan SaDhar 1 yang dipimpin oleh ketua Yoges, Sucipto dan SaDhar 2 yang dipimpin oleh Saudari Yonda.. Maka Yoges mengadakan SaDhar 3 yang dipimpin langsung oleh saya sendiri, Ellisa. Hahaha… Formal banget y..hehehhe…

Okz d… disini gw bakal cerita mengenai SaDhar waktu itu..
Dimulai dari undian yang diambil waktu SaDhar 2...
Pas undian kan pake kocok kertas yang dalemnya ada nama gitu,y kaya ibu-ibu arisan gitu d pas mw tarikan undian...hehehe.. Hari itu feeling gw ga enak gitu,kayanya gw bakal jadi pemimpin selanjutnya d... eh,ga tw-nya bener.. nah,mulai dari situ mpe kira-kira 4-5 hari sbelum mulai acara SaDhar 3 jujur secara pribadi gw masih ga tw mw bawain topik Dharma yang apa...
Truz menjelang 3 hari sbelum tampil (hehehe..) gw iseng buka-buka forum Dharma gitu n disanalah gw menemukan topik Dharma yang akhirnya gw pake bwat jadi topik SaDhar.
Sbenernya topik yang gw mbil t bukan yang bener-bener topik tapi yang gw mbil t cerita-cerita yang berkaitan dengan Dharma...
Waktu SaDhar gw dah mbil 3 cerita...tapi disini gw ambil 1 cerita yang paling bagus (menurut gw,hehehe..) n pelajarannya kena ma Dharma..
Berikut adalah cerita-nya.... Harap dibaca dengan seksama dan tenang... (^0^)

Cerita Buddha dan Seekor Kodok
Ini sebuah kisah Zen. Alkisahnya, ada seekor kodok yang baru saja pergi dari berjalan-jalan di daratan. Ketika kembali berenang di kolam, Sang Kodok bertemu dengan seekor ikan mas. ”Halo Tuan Kodok, Anda dari mana saja?”, ”Oh,saya baru saja datang dari berjalan-jalan di daratan” jawab Sang Kodok. ”Daratan? Apa itu daratan? Saya belum pernah mendengar ada tempat yang bernama daratan”. ”Daratan ialah tempat dimana Anda dapat berjalan-jalan diatasnya”, Sang Kodok mencoba untuk menerangkan tentang daratan kepada Si Ikan Mas. ”Oh ya? Dapat berjalan-jalan diatasnya? Saya tidak percaya bahwa Anda baru saja dari daratan. Menurut saya, tidak ada tempat yang disebut daratan”, Si Ikan Mas membantah dengan sengit. ”Baiklah jika Anda tidak percaya, yang pasti saya tadi memang datang dari daratan”, balas Sang Kodok dengan sabar.
”Tetapi, Tuan Kodok, coba katakan pada saya, apakah daratan itu dapat dibuat gelelmbung, jika saya bernafas di dalamnya?”
”Tidak”
”Apakah saya dapat menggerakkan sirip-sirip saya di dalamnya?”
”Tidak”
”Apakah tembus cahaya?”
”Tidak”
”Apakah saya dapat bergerak mengikuti gelombang?”
”Tentu saja tidak”, jawab Sang Kodok dengan sabar.
”Nah, Tuan Kodok, saya sudah menanyakan Anda tentang daratan , dan semua jawaban Anda adalah ”Tidak”, dan itu berarti daratan itu tidak ada”, Si Ikan Mas menjawab dengan perasaan puas.
”Baiklah, jika Anda berkesimpulan seperti itu. Yang jelas, saya tadi memang datang dari daratan dan daratan itu nyata adanya”, Sang Kodok menjawab sambil berlalu.

Nah seperti itulah ceritanya...
Dan di bawah ini adalah pelajaran yang gw dapatkan dari cerita di atas.

Si Ikan Mas, karena dia adalah seekor ikan yang hidupnya di air, maka dia tidak pernah mengetahui bahwa ada dunia lain selain dunia airnya. Karena dia hanya mengenal dunia air, maka semua pertanyaan yang diajukan tentang daratan tetaplah berkaitan dengan dunia air. Sebaliknya Sang Kodok, dia dapat hidup di 2 dunia, yaitu dunia air dan daratan. Karenanya, Sang Kodok mengerti bahwa ada dunia lain selain dunia air tempat para ikan hidup. Dia mengerti sepenuhnya dunia air, dia juga mengerti sepenuhnya daratan, karena dia sudah mengalami pengalaman empiris si 2 dunia itu.
Demikian pula dengan Buddha. Buddha mengerti sepenuhnya alam duniawi beserta segala fenomenanya dan Nibbana sebagai pembebasan dari segala fenomena. Karena Beliau telah mengalami pengalaman empiris kehidupan duniawi dan pencapaian Nibbana.
Kita adalah Si Ikan Mas yang keras kepala. Sepanjang kita belum pernah mengalami pencapaian Nibbana, seberapa hebatnya Buddha menerangi mengenai Nibbana, kita tidak akan mengerti.
Bukan berarti Buddha gagal mencerahi kita tetapi kebodohan kita sendirilah yang menghalangi pencerahan yang semestinya terjadi.
Mutiara pencerahan itu ada dalam diri kita. Buddha telah menunjukkan jalannya. Kini yang perlu kita lakukan hanyalah meneguhkan hati untuk menjalani jalan yang telah ditunjukkan tersebut. Mengalami sendiri pencapaian Nibbana dan mengerti apakah Nibbana itu dengan sepenuhnya. Dan menjadi orang yang memenangkan pertarungan yang sejati.


Hehehhe..
Sekian SaDhar yang ke-3 ini…
Gimana ni kesan sesudah membacanya?
hehehehe..
Tolong comment-na dtulis di blog Yoges y…

Akhir kata, terima kasih bwat teman-teman yg uda bersedia meluangkan waktu untuk membaca…
Apabila ada kesalahan kata-kata mohon dimaafkan..

Buddha Bless U
(^0^)

SaDhar...2

Senin, 02 Februari 2009

Kunjungan ke Panti Asuhan Guna Nanda.

Kali ini kita Vihara Sambodhi berkumpul untuk berbagi dengan anak2 panti asuhan Guna Nanda. Pada hari Minggu pagi, tanggal 9 Desember 2008 para umat Sambodhi berkumpul dan bersiap2 untuk berangkat, di depan vihara terlihat banyak mobil berkumpul.

Kami berangkat pada jam setengah 10 pagi, walaupun kendaraan yang digunakan lumayan banyak, tapi kita tidak mengalami kendala2 yang menyebabkan acara dipanti asuhan tertunda. Sesampainya di tempat tujuan, Panti Asuhan Guna Nada terlihat sangat hangat, dan tidak terlihat kotor atau kumuh.

Di dalam, banyak anak2 kecil sedang bermain2 dan tertawa, tetapi herannya kita tidak melihat adanya pengurus yang menyambut kedatangan kami, akhirnya setelah menemukan pengurus kami meminta ijin untuk memulai acara. Acara di buka dengan kata sambutan dari ketua Yoges, dan meminta anak2 panti asuhan untuk berkumpul dan duduk manis di depan panggung kecil.

Kami memulai acara dengan bernyanyi bersama di depan kue yang sangat besar yang di sumbangkan oleh dermawan yang baik hati. Anak2 pun terlihat sangat bahagia melihat kue yang sangat besar, bahkan ada beberapa yang tidak sabar ingin mencuilnya. Setelah bernanyi bersama dan meniup kue, Shifu Ming San memberikan petuah bagi anak2 panti asuhan.

Petuah pun telah selesai, dan kue telah di bawa ke dapur untuk di bagikan, akhirnya kita memasuki acara bermain, anak2 pun mulai antusias dan mulai ramai. Anak2 diminta untuk berdiri dan melakukan pemanasan karena sudah duduk lama dan pegal2.

Kali ini acara kita selanjutnya adalah bermain.. pembina acara memulai acara dengan meminta anak anak untuk berbaris rapih dan mulai menjelaskan permainannya. Sementara itu para umat yang lainnya menggotong kue besar ke belakang untuk di bagi bagikan..

Setelah permainan selesai, anak anak diminta untuk mencuci tangan dan duduk di meja makan sementara pengurus panti asuhan mulai membagikan makanan. Satu hal yang membuat umat Vihara Sambodhi sedikit sedih, di setiap mangkuk dan piring anak anak tersebut tertera masing masing nama, hal ini membuat beberapa hati umat Sambodhi nyeri.

Saat semua makanan telah di bagikan ke masing masing anak, mereka mulai berdoa, dan doa makan ini bukan di pimpin oleh pengurus panti asuhan melainkan oleh anak panti asuhan tersebut. Sekali lagi hati pada umat tersentuh, karena sebagai umat Buddha yang baik pun kadang kita lupa mensyukuri makanan yang telah tersaji di meja makan, kadang kita justru menyia-nyiakan sebagian makanan yang tidak kita sukai.

Setelah acara makan selesai, kami para muda mudi menyiapkan hadiah kecil untuk dibagikan ke adik adik panti asuhan. Mereka diminta untuk berbaris untuk mengambil hadiah yang akan dibagikan oleh Shifu Ming San. Setelah semua anak menerima hadiah, kita berkumpul bersama dan berbincang dengan adik adik kecil.
Waktu menunjukkan pukul 2 dan tiba waktu kita untuk pamit, karena mereka juga harus melanjutkan kegiatan keseharian mereka selanjutnya yaitu tidur siang. Kita berpamitan, saling berpelukan dan berjanji untuk mengunjungi mereka jika ada lain kesempatan. (bunz)