Rabu, 12 November 2008

Kathina di Vihara Tri Maha Dharma


Tgl 2 Nov 08, Vihara Tri Maha Dharma yang letaknya di Tangerang mengundang Yoges untuk menyumbang pertunjukan untuk meramaikan suasana. Yoges memunculkan ide mempersembahkan 'isyarat tangan atau shou yu' yang dilatih oleh ibu Ernie. Selama seminggu penuh anggota Yoges yang bersedia tampil berlatih sambil berkumpul dan bercanda.. (hihi.. seperti biasa). Selain itu, Cherry, salah satu anggota Yoges yang lihay bermain 'Gu Zheng' juga menyumbang 2 buah lagu untuk dipertontonkan.

Pada hari H, ternyata letak panggung tidak sesuai dengan formasi yang telah kami buat, tapi akhirnya semua berlangsung lancar dan mendapat sambutan luar biasa dari penonton. Suhu Ming San juga terlihat senang dan bangga sebagai suhu pembimbing, sampai-sampai disela-sela pertunjukan, beliau maju ke panggung untuk minta difoto bersama Yoges dengan gaya yang kocak khas Suhu Ming San tentunya.

Yang tidak disangka-sangka, ternyata Yoges menerima sertifikat sebagai ucapan terima kasih dari vihara Tri Maha Dharma. Wuahhh... !!

Selesai pertunjukan, kami mengunjungi sekolah yang dibina Bhante Aggadipo di Tangerang, yaitu sekolah Bodhisatta. Sambil menikmati kesejukan pohon-pohon disekitar sekolah, Suhu Ming San dan Bhante Aggadipo bertukar pikiran dengan diterjemahkan oleh Cipto. Lalu pada pukul 13.00 siang acara Kathina pun dimulai, Yoges berkesempatan menyumbangkan persembahan kebutuhan anggota Sangha loh..
Benar-benar pengalaman yang berkesan yah teman-teman! (tan)

Senin, 03 November 2008

SaDhar...1 (26 Oct 08)






Seberapa ngertikah kita pada Dharma ajaran Sang Buddha?
Itulah pertanyaan yang ditanyakan oleh Cipto, ketua Yoges yang juga memimpin acara perdana Sadhar pada hari itu. Dengan berbekal berlembar-lembar kuesioner (yang ngakunya dikerjakan sampai jam 4 pagi), Cipto memberi pertanyaan-pertanyaan yang mengajak kita meninjau kembali pengertian masing-masing anggota Sadhar akan Dharma.

Disini akan disimpulkan inti-inti dan pembahasan menarik yang terjadi selama acara. Beberapa pertanyaan dari kuesioner akan dikutip, serta jawaban-jawabannya. Diharapkan para pembaca yang mempunyai pemikiran lain atau komentar mengenai pembahasan dapat berbagi dengan kami disini.

- Dharma akan mengalami hukum Anicca (ketidak kekalan).
Pernyataan ini salah.
Seperti yang kita ketahui, segala sesuatu di dunia ini tidak kekal adanya; lalu bagaimana dengan dharma? Sang Buddha juga pernah bersabda, bahwa suatu saat ajaran Buddha akan dilupakan. Lalu apakah Dharma itu sendiri kekal?
Ternyata jawabannya, ya! Dharma sebagai suatu ‘kesunyataan’ sudah ada dari sananya, dan apapun proses yang terjadi di dunia, dharma itu tetap ‘ada’ dan menunggu untuk ditemukan kembali.

- Dharma ada kebaikan dan kejahatan. Dharma tidak ada kebaikan dan kejahatan.
Pernyataan ini benar.
Menentukan kebaikan dan kejahatan, seperti menentukan kebenaran antara kiri dan kanan; Apakah sebaiknya kita berjalan di sebelah kiri atau sebelah kanan? Jawabannya adalah tergantung dari aturan setempat.
Seperti halnya Dharma, penyampaian dan penerimaan Dharma berbeda untuk tiap orang, berbeda pula pengertian yang akan diterima. Karena itulah Sang Buddha sering menggunakan ungkapan/perumpamaan dalam tiap kotbahnya. Sesuatu yang hakikat pun dapat diinterpretasi secara berbeda bagi yang menerimanya. Berkurang atau berlebihnya arti suatu ungkapan, dapat merubah makna yang sebenarnya.
Jadi dalam hal ini, kebaikan dan kejahatan dapat berjalan beriringan apabila kita tidak hati-hati, bahkan dalam mempraktikkan Dharma.

- Dharma merupakan sebuah proses kehidupan.
Pernyataan ini salah.
Pernyataan yang benar adalah proses kehidupan itu sendiri adalah Dharma.

- Di dalam sutta Xin Jing mengatakan bahwa kosong adalah isi dan isi adalah kosong, berarti dharma itu tidak ada.
Pernyataan ini salah.
Pengertian yang mudah untuk menanggapi kalimat ini adalah, dengan kita mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak ada, kita sudah memberikan pernyataan bahwa ‘ada’. Lalu apakah Dharma itu sendiri atau tidak ada? Silakan direnungkan sendiri. (tan)